Public Relations atau sering disebut dengan Hubungan masyarakat akan terus menerus bertransformasi. Baik atau buruk, karier di bidang PR berarti menangani
komunikasi yang menjadi sorotan publik karena meningkatnya penggunaan
media sosial. Di tengah-tengah konten yang terdemokratisasi dan bisnis yang memenuhi kebutuhan konsumen yang terhubung secara digital, PR harus berevolusi dengan pendekatan baru. Pendekatan ini membutuhkan pergeseran pemikiran, dari strategi dan perencanaan hingga implementasi dan pengukuran.
Para profesional PR harus menemukan metode penelitian baru, mengembangkan kebijakan khusus untuk memandu partisipasi karyawan dan publik, bereksperimen dengan konten melalui berbagai saluran media sosial, dan belajar untuk terhubung dan membangun hubungan dengan para pemangku kepentingan melalui teknologi baru.
Setiap karier membutuhkan kompetensi untuk berhasil di bidang PR. seorang PR mengandalkan kompetensi inti, termasuk kemampuan untuk meneliti dan merencanakan, menerapkan strategi untuk tujuan dan sasaran bisnis, menangani masalah dan krisis komunikasi, menjunjung tinggi perilaku profesional dan etis, mengelola sumber daya organisasi, dan menunjukkan keterampilan komunikasi yang sangat baik.
Media sosial mengharuskan kita untuk mengubah pola pikirĀ untuk menyatukan komunikasi dan teknologi kolaboratif. Ketika kita mengadopsi sikap baru dan
memperluas pengetahuan dan keterampilan, maka hasilnya adalah keberhasilan dalam menggabungkan praktik-praktik baru ke dalam tanggung jawab harian, baik secara pribadi maupun profesional. Profesional PR dan komunikasi berada dalam posisi yang sangat baik untuk memandu semua jenis komunikasi secara strategis untuk perusahaan mereka, termasuk media sosial. Inilah saatnya untuk mengambil kesempatan untuk belajar dan merangkul komunikasi dan teknologi, dari dalam ke luar.
Setiap praktik baru yang diperkenalkan dalam Media Sosial dan Hubungan Masyarakat adalah merupakan hasil dari apa yang terjadi ketika media sosial bertemu dengan PR dan komunikasi bersatu dengan teknologi.
Ada delapan praktek PR yang dibutuhkan dalam bersosial media (Breakenridge : 2012)
- Pembuat Kebijakan Kehumasan (The PR Policemaker)
- Penggerak Kolaborasi Internal (The Collaboration Generator)
- Penguji Teknologi Kehumasan (The PR Technology Tester)
- Pengatur Komunikasi (The Communications Organizer)
- Dokter Sebelum Krisis (The Pre-Crisis Doctor)
- Penganalisis Hubungan (The Relationship Analyzer)
- Anggota Satuan Tugas Reputasi (The Reputation Task Force Member)
- Pengukur Kinerja (The Master of the Metrics)